Jumat, 23 Maret 2012

KEPEMIMPINAN DALAM ERA REFORMASI

Adi Kurniawan, SH
     A.   Pendahuluan
Kepemimpinan  adalah  merupakan  masalah  sentral  dalam  kepengurusan  suatu organisasi.  Maju  mundurnya  suatu  organisasi,  mati  hidupnya  organisasi,  tumbuh kembang  organisasi,  senang  tidaknya  bekerja  dalam  suatu  organisasi  serta  tercapai tidaknya  tujuan organisasi  sebagian ditentukan oleh  tepat  tidaknya kepemimpinan  yang
diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin hanya dapat menjalankan kepemimpinannya sehingga  tujuan organisasi dapat tercapai sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh anggotanya,tetapi yang dikenal adalah pemimpin itu sendiri.
Pada pembahasan materi kepemimpinan  ini dibatasi oleh kepemimpinan khas  Indonesia yang sesuai dengan Dasar Negara, Falsafah serta pandangan hidup bangsanya.

B.   Sikap Dasar Kepemimpinan
1.    Pengertian Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan  atau  Leadership  berasal  dari  kata  dasar  “pimpin”  yang  artinya bimbing  atau  tuntun,  atau  dalam  kata  kerja  “memimpin”  yaitu  membimbing  atau menuntun.  Sedangkan  kepemimpinan  (menunjukkan  kata  sifat)  adalah  perilaku seseorang yang dibentuk oleh gabungan karakter positif seorang pemimpin. Ada sifat-sifat  yang  melekat  dan  karenanya  ia  lebih  bersifat  Universal  sebab  didalamnya menyangkut parameter nilai (standar value). Determinasi  kepemimpinan  menurut  Kartini  Kartono  meliputi  3  faktor,  yaitu  (1) faktor orang/pribadi (2) faktor posisi (3) factor situasi.

Jadi  pemimpin  adalah  orang  yang  memiliki  kelebihan  sehingga  dia  mempunyai kekuasaan  dan  kewibawaan  untuk menggerakkan, mengerahkan,  dan membimbing bawahan. Dalam pengertian  lebih  luas Pemimpin adalah  seseorang  yang memimpin dengan  jalan  memprakarsai  tingkah  laku  sosial  dengan  mengatur,  menunjukkan, mengorganisir dan mengontrol usaha orang lain atau melalui prestise kekuasaan.

Menurut Paul Mersey dan Kenenth M. Blanchard, 1982 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Dari  berbagai  pendapat  pada  dasarnya  Kepemimpinan  mempunyai  dua  hal  yang dominan,  yaitu  mempengaruhi  dan  saling  pengaruh.  Mempengaruhi  mengandung  kesan  searah  sedangkan  saling  pengaruh mengandung makna  timbal  balik. Karena berupa  kemampuan  mempengaruhi  perilaku  orang  lain  dalam  situasi  tertentu  agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan  bagaimana  pemimpin mempengaruhi  bawahan/anggota  bias  bermacam-macam,  antara  lain  dengan  memberikan  gambaran  masa  depan  yang  lebih  baik, memberi  perintah,  memberi  imbalan,  melimpahkan  wewenang,  memberi penghargaan,  memberi  kedudukan,  membujuk,  mengajak,  memberi  kesempatan berperan, memberi motivasi, memberikan  arah, mendorong  kemajuan, menciptakan perubahan, memberikan ancaman, hukuman dll.

C.   Teori Kepemimpinan
Faktor-faktor yang terdapat dalam kepemimpinan dengan pendekatan :
1.   Pendekatan Bakat
Teori  ini memandang bahwa pemimpin dianugerahi bakat untuk  yang membedakan mereka  dari  orang  kebanyakan  dan menurut Ordway Tead  :  “Seseorang  Pemimpin harus memiliki sepuluh syarat yang berkenan dengan” :
1)            Kekuatan fisik dan susunan syaraf
2)            Penghayatan terhadap arah dan tujuan
3)            Antusiasme
4)            Integritas
5)            Keahlian teknis
6)            Kemampuan memutuskan
7)            Keramah tamahan
8)            Intelegensia
9)            Keterampilan mengajar
10)         Kepercayaan

Hunt  lebih  mempersempit  lagi  bahwa  yang  berhasil  menjadi  pemimpin  umumnya mereka yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1.    Mempunyai intelegensia diatas rata-rata
2.    Sehat
3.    Berasal dari golongan menengah atau atas
4.    Mempunyai keinginan yang kuat
5.    Seringkali anak pertama atau anak laki-laki pertama

Teori  ini  dalam  kenyataannya  tidak  berhasil  menemukan  seperangkat  bakat  yang menjamin  berhasilnya  kepemimpinan  dan  dalam  kenyataannya  tidak  semua  bakat yang diharapkan.
 
2.  Pendekatan Situasional
Teori ini berkeyakinan, bahwa situasi tertentulah yang melahirkan pemimpin. Menurut Murphy : 1941, bahwa pemimpin dilahirkan oleh situasi darurat atau gawat. Dalam  situasi  demikian  muncul  seorang  yang  mempunyai  kemampuan  membaca situasi dan berhasil mengatasinya maka lahirlah seorang pemimpin.

3.    Pendekatan Bakat dan Situasional
Pendekatan  bakat  gagal  menemukan  perangkat  bakat  yang  menjamin  keberhasilan pemimpin.  Sebaliknya  pendekatan  situasional  terlalu  meremehkan  bakat  walaupun hasil penelitian menunjukkan adanya bakat dan keberhasilan memimpin. Oleh karena itu para  teoritisi berpendapat bahwa pemimpin adalah  suatu proses yang melibatkan pemimpin, anak buah dan situasi.

4.    Teori X dan Teori Y
Douglas Mc Gregor menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan ditentukan oleh dua pra anggapan pertama disebut teori X dan pra anggapan kedua disebut teori Y.

Berdasarkan teori X tersirat bahwa pada dasarnya secara alamiah manusia itu lambat, malas.  tidak  berambisi,  tidak  tanggung  jawab,  lebih  suka  dipimpin, mementingkan diri  sendiri,  menentang  perubahan  dan  mudah  tertipu.  Karena  itu  kepemimpinan bertanggung  jawab  untuk  mengorganisasi  unsur-unsur  produktif,  meningkatkan aktivitas bawahan.

 Secara  singkatnya  teori  X  bersifat  pesimistis,  statis  dan  kaku  sehingga  pemimpin yang  berpegang  pada  teori  X  cenderung  memberi  perintah  dan  tidak  memberi kesempatan  pada  anak  buah  untuk  berpartisipasi  dalam  proses  pengambilan keputusan,  komunikasi  searah  dari  atas  ke  bawah  dan  kekuasaan merupakan  satu-satunya cara agar segala sesuatu dikerjakan (cenderung bersifat otokratis).

Sedangkan teori Y beranggapan bahwa manusia memiliki keinginan bekerja, mampu mengerahkan  diri  sendiri  dan  bersedia menerima  tanggung  jawab,  teori  ini  bersifat optimistis, dinamis dan fleksibel. 

Titik  berat  kepemimpinan  didasarkan  pada  kerjasama, menggali  semua  bakat  yang ada  dan  memberikan  kesempatan  yang  seluas-luasnya  pada  anak  buah  dalam merumuskan  tujuan  dan  menyusun  rencana.  Komunikasi  berakhir  masuk  dengan lancar.

D.   Azas Kepemimpinan
Sikap dasar dan Prinsip bagi seorang pemimpin adalah :
1.    Konsisten dan Konsekwen dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila.
2.    Mengayomi, suka memberi perlindungan atau memberi teguh  sehingga pengikutnya selalu merasa aman dan tentram dalam perlindungannya.
Disamping  sikap  dasar  diatas,  para  pemimpin  organisasi di Indonesia  perlu mengembangkan sifat-sifat tertentu, yaitu :
a.    Adil
b.    Arif bijaksana
c.    Penuh prakarsa/inisiatf
d.    Percaya diri
e.    Penuh daya pikat
f.     Ulet
g.    Mudah mengambil keputusan
h.    Jujur 
i.      Berani mawas diri
j.      Komunikatif
Karena latar belakang budaya, agama dan heterogenitas masyarakat in donesia yang khas, secara operasional kepemimpinan organisasi di  Indonesia harus berpegang pada 11 azas kepemimpinan sebagai norma, yaitu :
1.    Taqwa; percaya pada Tuhan Yang Maha Esa
2.    Ing Ngarso Sung Tulodo ; didepan memberi teladan
3.    Ing  Madya  Mangun  Karso  ;  ditengah  membangun  kemampuan,  tekad  dan prakarsa.
4.    Tutwuri Handayani ; dibelakang memberi dorongan, penggerak, pengarah.
5.    Waspada  Urwowiseso  ;  senantiasa  waspada,  sanggup  mengawasi  dan  berani memberikan koreksi.
6.    Ambeg  Paramarta  ;  harus mampu menentukan  segala  sesuatu  dengan  tepat  dan menentukan prioritas.
7.    Prasojo ; senantiasa bersahaja, sederhana dan tidak berlebihan. 
8.    Setyo ; selalu setia, loyal terhadap organisasi.
9.    Geminastiti ; hemat dan cermat.
10. Beloka ; jujur, terbuka dan berani bertanggung jawab.
11. Legowe ; ikhlas, bersedia dan rela.

E.   Teknik kepemimpinan
1.       Teknik pematangan / penyiapan pengikut
a)            Teknik  penerangan  (memberikan  keterangan  yang  jelas faktual  untuk  meyakinkan kepada pengikut sesuai dengan kemauan pemimpin ).
b)            Teknik propaganda berusaha memaksakan kehendak  atau keinginan pemimpin yang kadang-kadang bagi pengikut tidak ada pilihan lain.

2.      Teknik Teknik Human Relations
Teknik  ini merupakan  proses  pemberian  dorongan  agar  orang mau  bergerak,  yang dapat dijadikan motif, yaitu pemenuhan physis dan kebutuhan psikologis.
3.      Teknik Teknik menjadi tauladan
Teknik  pemberian  contoh  yang mewujudkan  dalam  dua  aspek,  yaitu  aspek  negatif dalam bentuk larangan dan aspek positif dalam bentuk anjuran atau keharusan.
4.                                      Teknik Persiuasi
Mengajak dengan lunak.
5.                                      Teknik Pemberian Perintah
Teknik menyuruh orang yang diberi peritah dengan ketentuan power dan kekuasaan.
6.                                      Teknik Penggunaan System Komunikasi yang cocok.
Teknik  ini  harus  mempertimbangkan  kondisi  penerimaan  informasi  (  yang  diajak komunikasi ).
7.  Teknik penyedian   Fasilitas-fasilitas
Kepada  sekelompok  orang  yang  sudah  siap  untuk  mengikuti  ajakan  sipemimpin, maka orang-orang itu harus diberi fasilitas, atau kemudahan-kemudahan.

F.    Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan organisasi  sebagai  salah  satu  fungsi management, kepemimpinan menjadi, mencakup beberapa tugas, dan kewajiban organisasi diantaranya : 
a.  Pengambilan keputusan
Pengambilan  keputusan  dalam  rangka menjalankan  kekuasaan  organisasi.  (Chester Barrnat )
b.  Motivasi
Motivasi  diperlukan  untuk  kebutuhan  psikologis,  keamanan,  kebutuhan  social, prestise, mempertinggi kemampuan (Abraham Maslow ).
 c.  Visi
Tragedi terbesar dalam diri seorang manusia adalah bila menjadi penglihatan tetapi tidak mempunyai visi.
 
  1. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN UMUM
Yang  dimaksud  dengan  tipologi  kepemimpinan  dalah  bagaimana  pemimpin  menjalankan tugasnya,  misalnya  gaya  apa  yang  digunakan  dalam  merencanakan,  merumuskan, menyampaikan perintah, atau ajakan kepada yang diperintah. Penggolongan gaya kepemimpinan :
a)    Gaya Kepemimpinan Otokratis ( terpusat pada pemimpin /direktif )
Gaya  ini  ditandai  dengan  banyaknya  petunjuk  yang  datang  dari  pemimpin  (penonjolan pada pemberian perintah ).
b)    Gaya Kepemimpinan Birokratis
Ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku pada pemimpin dan anak buahnya atau memimpin berdasarkan peraturan.
c)    Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya  ini  terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau parsitipatif (terjadi komunikasi dua arah  ) dan keputusan diambil secara bersama.
d)    Gaya Kepemimpinan Bebas
Pemimpin  melimpahkan  sepenuhnya  kepada  anak  buahnya  dalam  menentukan  tujuan serta  cara dipilih untuk mencapai  tujuan  itu. Peranan pemimpin hanyalah menyediakan keterangan dan hubungan dengan pihak luar.
  1. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN DALAM ERA REFORMASI
Era  reformasi  diwarnai  dengan  perubahan-perubahan  menuju  kearah  perbaikan.
Untuk  menyikapi  terhadap  tuntutan  perubahan  (reformasi  ),  maka  seorang  pemimpin
organisasi harus memiliki dasar-dasar kesiapan sebagai berikut :
a)    Siap beradaftasi ( menghargai dan menerima masyarakat yang sudah berubah)
b)    Fleksibelitas dan beritereaksi dengan orang-orang yang berbeda asal negara, budaya dll.
c)    Berfikir positif bila menemui hal agak ganjil yang terjadi disekitarnya.
d)    Berintergrasi dengan anggota organisasi, mempunyai rasa memiliki, berintegrasi diantara disiplin ilmu.
e)    Mengenali, memahami secara proaktif terjun didalam kegiatan-kegiatan yang bersipat
tradisional.

G.   Kesimpulan
 
Dengan memperhatikan definisi dan deskripsi yang ada maka pada umumnya kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan kesanggupan menggerakan orang-orang untuk bekerja dan mengarahkannya pada tujuan yang telah ditetapkan.

Pemimpin dan kepemimpinannya perlu menumbuhkan sifat dasar dan sifat-sifat tertentu yang sesuai dengan keadaan/kondisi Indonesia yang sedang membangun sesuai dengan tujuan dan cita-cita nasional.

Para pemimpin organisasi diera reformasi dihadapkan kepada multi tantangan akibat kesalahan-kesalahan masa lalu. Untuk para pemimpin organisasi sekarang dituntut memiliki moralitas, integritas kepemimpinan professional kompetitif dan daya saing tinggi.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Bilang WOW

Nuruddin Almaja mengatakan...

Oke lah....good....

Unknown mengatakan...

kapan wisudae dul

Unknown mengatakan...

yoyoi

Posting Komentar

Poskan Komentar Anda Untuk Kemajuan Kami

Popular Posts

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Modern Warfare 3